Berikut ini beberapa berita baik untuk menutup minggu kerja. Pada hari Jumat, pejabat pemerintah di Indonesia mengumumkan kedatangan seekor anak badak Jawa baru di wilayahnya—seekor badak betina yang diberi nama Iris. Badak Jawa (Badak sondaicus) adalah spesies badak yang paling terancam punah di dunia.
Iris sebenarnya terlihat awal bulan Mei ini di Taman Nasional Ujung Kulon, berkat upaya berkelanjutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memantau satu-satunya populasi badak Jawa yang tersisa di seluruh dunia menggunakan kamera jebak. Ia terekam berjalan bersama induknya, Putri. Karena Putri belum pernah terlihat bersama anak badak hingga saat ini, kemungkinan besar Iris adalah anak pertamanya. Berdasarkan rekaman tersebut, Iris diperkirakan berusia sekitar tiga hingga lima bulan saat itu, dan ia tampak dalam keadaan sehat.
Badak Jawa relatif kecil dibandingkan dengan kerabat badak lainnya, meskipun badak dewasa terkecil dapat memiliki berat 2.000 pon. Hanya badak Jawa jantan yang memiliki cula (tunggal), yang juga lebih kecil daripada cula yang terlihat pada spesies lain. Diperkirakan hanya ada 80 badak Jawa yang ada saat ini, menjadikannya yang paling terancam dari lima spesies badak yang masih hidup di dunia. Setelah kematian badak Jawa terakhir di Vietnam pada tahun 2009, semua badak tersebut saat ini diperkirakan hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, yang terletak di ujung paling barat Jawa. Jadi, setiap kelahiran badak Jawa yang berhasil adalah alasan untuk merayakannya.
Meskipun Iris tampaknya baik-baik saja, dan badak Jawa di taman tersebut dilindungi secara hukum oleh pemerintah, hewan-hewan ini masih menghadapi kehidupan yang tidak menentu. Sejak tahun lalu, pihak berwenang Indonesia telah menangkap sedikitnya enam orang pemburu yang diduga telah membunuh 26 badak Jawa, meskipun tidak jelas bagaimana perburuan baru-baru ini telah memengaruhi populasi secara keseluruhan. Selain perburuan ilegal, badak-badak tersebut masih berisiko terkena penyakit, predator, dan bencana alam. Jumlah populasi mereka yang sedikit juga membuat mereka lebih rentan terhadap kelainan genetik yang disebabkan oleh perkawinan sedarah.
“Oleh karena itu, kita dan semua pihak yang membantu upaya konservasi badak Jawa tidak boleh lengah dan harus selalu mengantisipasi segala ancaman yang mungkin muncul,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, kepada Antara.
Iris tampaknya menjadi anak badak Jawa ketiga yang terlihat tahun ini. Pada bulan April, pejabat Taman Nasional Ujung Kulon mengumumkan penampakan anak badak sebelumnya. Para pejabat tidak dapat memastikan jenis kelamin anak badak ini, meskipun mereka memperkirakan usianya antara tiga hingga lima bulan. Anak badak ini secara resmi diberi nama ID.093.2024, sedangkan Iris diberi nama ID.094.2024. Penampakan ini menyusul laporan anak badak baru pada tahun 2022 dan 2023.